Melatih Kejujuran Sejak Dini
Pola Logo Neutron Yogyakarta
Melatih Kejujuran Sejak Dini
Parenting

Melatih Kejujuran Sejak Dini

Pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mampu mengubah pola pikir masyarakat yang akhirnya dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik. Jika ini terwujud maka negara akan mempunyai generasi yang diharapkan akan mampu memimpin bangsa dan dijadikan acuan oleh bangsa lain.

Oleh Yeni Nuraeni
29 Januari 2020

Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia tetap mempunyai peranan yang sangat penting kareana manusia merupakan pelaku utama dalam kehidupan. Kelangsungan hidup suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Dengan semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas maka peluang suatu bangsa untuk dapat memenangkan persaingan dengan bangsa lain semakin besar.

Salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah kualitas pendidikan. Pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mampu mengubah pola pikir masyarakat yang akhirnya dapat mengubah perilaku dari yang tidak baik menjadi lebih baik. Dan perilaku ini akan diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Jika ini terwujud maka negara akan mempunyai generasi yang diharapkan akan mampu memimpin bangsa ini menjadi bangsa yang disegani dan dijadikan acuan oleh bangsa lain.

Berbicara mengenai dunia pendidikan kita, tidak jarang kita mendengar adanya kasus kecurangan yang terjadi saat ujian baik skala lokal maupun nasional yang terjadi di lingkungan pendidikan. Tentu ini merupakan hal yang menghawatirkan karena jika kecurangan terbiasa dilakukan sejak dini maka dapat menjadi kebiasaan dan menganggap bahwa kecurangn adalah hal yang wajar. Dan dalam jangka panjang dapat menjadi bibit korupsi yang sekarang dianggap penyakit kronis di negeri ini. Apalagi kalau kita kita kembali pada tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003, yaitu: “Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Berdasarkan hal tersebut maka, ketika seseorang telah menempuh pendidikan baik masih bersekolah maupun sudah lulus maka diharapkan akan menjadi manusia yang mampu untuk mandiri dan menjadi agen perubahan dan suri teladan bagi yang lain. Akan tetapi kalau kita melihat kondisi yang terjadi misalnya kasus kecurangan saat ujian menunjukkan bahwa tujuan pendidikan nasional masih belum terwujud dan sistem pendidikan kita belum sepenuhnya mampu mengubah pola pikir dan pola perilaku menjadi lebih baik dan memerlukan pembenahan dalam banyak hal.

Ada hal lain yang kadang-kadang kita lupa bahwa pendidikan mempunyai tujuan yang tidak hanya diukur dengan keberhasilan angka tetapi kualitas manusia yang menjadi jauh lebih baik. Akan tetapi ada kecenderungan orang lebih fokus pada pengajaran yang lebih menekankan pada transfer ilmu bukan ahlak. Padahal pengajaran merupakan bagian penting dari sistem pendidikan yang dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pengajaran adalah terjadinya interaksi belajar mengajar antar komponen-komponen pengajaran khususnya antara guru dan siswa serta komponen pengajaran lainnya. Jadi kalau dalam pengajaran selalu menyertakan nilai-nilai baik norma maupun agama dan tidak hanya folus pada transfer ilmu saja maka diharapkan terjadi proses perbaikan pola pikir dan perilaku secara berkelanjutan.

Fenomena yang terjadi sekarang, pendidikan semakin besar perannya dalam memajukan bangsa, maka tidak heran jika sering terjadi perubahan pada sistem pendidikan kita. Tentu saja yang diharapkan adalah tercapainya tujuan pendidkan nasional yang merupakan cita-cita mulia bangsa Indonesia.

Dalam dunia pendidikan kecurangan seharusnya tidak terjadi karena bertentangan dengan tujuan pendidikan dan kejujuran harus dilatih sejak kecil sehingga ketika melihat kecurangan akan spontan untuk menolak dan menjauhinya. Pendidikan juga bukan hanya tanggungjawab sekolah sebagai lembaga formal saja tetapi juga merupakan tanggungjawab masyarakat berupa lembaga informal misalnya lembaga kursus maupun bimbingan belajar. Tetapi yang tidak kalah penting adalah peran keluarga dalam menanamkan nilai-nilai baik agama maupun norma dalam kehidupan anak sejak dalam kandungan dan dalam segala segi kehidupan.