Mengenal Biofuel
Pola Logo Neutron Yogyakarta
Mengenal Biofuel
Tips Belajar

Mengenal Biofuel

Biofuel sebagai sumber energi terbarukan, dikenal juga dengan istilah Bahan Bakar Nabati (BBN)

Oleh Puji Budi Asih
26 Februari 2020

Apabila berbicara tentang bahan bakar (fuel) sudah pasti kita mengenal bensin dan solar. Bensin dan solar merupakan hasil destilasi bertingkat dari minyak bumi termasuk dalam bahan bakar fosil tergolong sumber energi tidak terbarukan. Hasil pembakaran bahan bakar fosil berupa karbon dioksida, CO2 (gas rumah kaca) ternyata menjadi penyumbang terbesar dalam terjadinya pemanasan global. Para peneliti di bidang energi terus berupaya menemukan alternatif bahan bakar baru yang lebih ramah lingkungan. Mungkin kamu pernah mendengar atau membaca singkong diubah menjadi bahan bakar, atau sisa kotoran sapi diubah menjadi bahan bakar alternatif. Nah, penggunaan biomassa (materi berasal dari tumbuhan atau sisa kotoran hewan) menjadi bahan bakar inilah yang disebut biofuel.

Biofuel sebagai sumber energi terbarukan, dikenal juga dengan istilah Bahan Bakar Nabati (BBN) memiliki beberapa jenis diantaranya :

• Bioetanol berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti tebu, singkong, ubi jalar, alga dan jagung, dengan proses fermentasi kemudian destilasi. Bioetanol penggunaanya dapat dicampur dengan bensin atau dapat pula menggantikan bensin. Contoh pencampuran bioetanol dengan bensin :

E5, campuran 5% bioetanol dan 95% bensin

E85, campuran 85% bioetanol dan 15% bensin

Bioetanol tanpa campuran dikenal dengan istilah E100

• Biodiesel berasal dari minyak tumbuhan atau hewan misal minyak kelapa, minyak nyamplung, minyak sawit, minyak jarak, minyak bunga matahari, minyak ikan. Secara umum pembuatan biodisel dihasilkan dari reaksi transesterifikasi minyak nabati atau minyak hewani dengan alkohol. Penggunaan biodiesel dapat dicampur dengan solar dikenal dengan nama biosolar. contoh biosolar:

B20, campuran 20% biodiesel dan 80% solar

B30, campuran 20% biodiesel dan 70% solar

B100 : biodiesel tanpa campuran berupa ester metil asam lemak (fatty acid mehtyl ester /FAME)

• Biogas berasal dari gas hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti kotoran hewan dan manusia dan sampah domestik

Mungkin kamu berpikir, kenapa mengembangkan biofuel, emisi biofuel kan masih sama dengan emisi bahan bakar fosil, CO2? Iya benar emisi biofuel adalah CO2 tapi jumlah emisinya lebih rendah dibandingkan dengan emisi bahan bakar fosil, mengutip dari Center for Sustainable Systems, University of Michigan (2019) emisi gas CO2 dari bioetanol (berasal dari jagung) 44% lebih rendah dibandingkan bensin. Biosolar B20 dengan emisi CO2 15% lebih rendah dibandingkan emisi solar dan B100 dapat mengurangi 74% emisi CO2 dibanding dengan solar.

Untuk produksi biofuel dunia berdasarkan World Fuel Ethanol Production (2018) negara terbesar penghasil bioetanol adalah Amerika serikat 56% diikuti Brazil 28%. Lalu bagaimana dengan biofuel di Indonesia? Berdasarkan data Direktorat Jendral Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) untuk biosolar sudah sejak 2016 Indonesia mulai mengimplementasikan B20, dan mulai 2020 akan mulai diberlakukan penggunaan B30. Produksi Biodisel di Indonesia bersumber dari minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil –CPO). Harapannya potensi biofuel yang lebih rendah emisi CO2 dapat mengurangi penggunaan BBM tanpa mengganggu produksi bahan pangan.

Sumber Referensi :

  1. Center for Sustainable Systems, University of Michigan (2019) “Biofuels Factsheet.” Pub. No. CSS08-09
  2. Direktorat Jendral Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (2019) “Pahami istilah B20, B30, B100 BBN dalam Bioenergi” website : ebtke.esdm.go.id
  3. Lehman dan Selin “Biofuel” website : britannica.com
  4. Panji Tri Atmojo (2010) “Bioetanol-Bahan Bakar Nabati” website : theatmojo.com