Pendidikan Karakter
Pola Logo Neutron Yogyakarta
Pendidikan Karakter
Parenting

Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Oleh Cendani Sisora Z
13 April 2020

Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Saat ini, karakter anak bangsa seringkali dipertanyakan oleh masyarakat. Mereka menuntut pihak sekolah dan pemerintah agar melakukan hal yang terbaik untuk membangun karakter generasi penerus bangsa. Mereka terlupa, bahwasanya mereka juga berperan penting dalam membangun karakter anak bangsa agar mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu menciptakan generasi muda menjadi manusia yang dicita-citakan bangsa. Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak agar menjadi individu yang berkarakter.

Salah satu indikator yang menjadi sinyal betapa mendesaknya pendidikan karakter dan budi pekerti adalah maraknya tindakan perundungan / bullying dikalangan generasi muda khususnya para pelajar.

Menurut psikolog Andrew Mellor, bullying adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan merasa tidak berdaya untuk mencegahnya. Dari pengertian Andrew Mellor, kasus kekerasan atau bullying yang terjadi di sekolah termasuk persoalan serius, tidak hanya terhadap korban tetapi juga pelaku. Menurut Victorian Department of Education and Early Childhood Development, korban bully akan memiliki masalah emosi, akademik, cenderung memiliki harga diri rendah, merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan merasa tidak aman. Bullying juga berujung pada sikap membolos sekolah bahkan drop out. Sedangkan bagi pelaku, mereka cenderung agresif dan terlibat dalam kenakalan remaja, bahkan kriminalitas.

Dari beberapa kasus tersebut, maraknya aksi bullying yang dilakukan oleh beberapa pelajar kerap menuai pertanyaan mengenai tujuan dari pendidikan karakter. Nampaknya pendidikan telah gagal membangun karakter generasi muda. Siapa yang akan disalahkan? Apakah pendidikan hanya kewajiban pihak sekolah? Tentu tidak. Keluarga dan lingkungan sekitar pun ikut membentuk karakter generasi muda. Sesungguhnya bullying ini bisa dicegah baik bagi pelaku maupun korban, yaitu dengan meningkatkan setidaknya perasaan empati dan kepedulian antar sesama.

Pendidikan karakter sebenarnya telah dilaksanakan di masing-masing sekolah, yaitu dengan mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai melalui program program di sekolah itu sendiri. Tetapi itu tidak cukup. Dibutuhkan peran keluarga dan masyarakat agar pendidikan karakter dapat terbangun secara holistik.