Pendidikan sebagai Human Investment
Pola Logo Neutron Yogyakarta
Pendidikan sebagai Human Investment
Tips Belajar

Pendidikan sebagai Human Investment

Pentingnya pendidikan bagi para siswa, harus mulai disadari oleh orang tua, bahwa cara kerja dunia ini selalu berubah dengan cara yang unik.

Oleh Gumelar Putra Pratama
14 April 2020

Dalam memajukan pendidikan yang bermutu di Indonesia, pemerintah tidak main-main dengan hal ini. Kita tahu bahwa anggaran negara untuk pengalokasian di sektor ini mencapai 20% dari total APBN. Angka tersebut cukuplah besar yang hanya untuk membiayai pada satu sektor. Namun, dengan besarnya anggaran tersebut tetap masih saja ada yang belum merasakan manfaat pendidikan yang selama ini dilakukan. Dengan anggaran tersebut target pemerintah sebenarnya adalah untuk membiayai berbagai banyak program seperti Program Indonesia Pintar, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Pembangunan/Rehab Sekolah/Ruang Kelas, serta Beasiswa Bidik Misi bagi para siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan gratis. Meski demikian, memajukan pendidikan agar semakin bermutu di negara ini hanyalah akan menjadi angan-angan semata apabila tidak adanya keseriusan bagi seluruh komponen untuk mampu bekerjasama dalam mewujudkannya, khususnya bagi mereka yang berada di garis depan yaitu pihak sekolah, siswa, dan orang tua.

Pentingnya pendidikan bagi para siswa, harus mulai disadari oleh orang tua, bahwa cara kerja dunia ini selalu berubah dengan cara yang unik. Jika saat ini kamu melihat seseorang yang putus sekolah dan langsung bekerja terlihat lebih baik karena dapat menghasilkan uang. Maka, kamu akan melihat sepuluh tahun lagi jika terus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, kamu akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari orang tersebut. Hal ini terjadi karena kamu sudah memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan yang akan berguna di masa depan. Dengan demikian, secara tidak langsung hal tersebut juga membuat pertumbuhan ekonomi suatu negara akan meningkat. Theodore Schultz (1961) dalam pidatonya yang berjudul Investment in Human Capital di hadapan The American Economic Association melihat bahwa awalnya pendidikan sebagai bentuk konsumsi semata, tetapi setelah diperolehnya pengetahuan dan keterampilan, maka hal tersebut akan menjadi sebuah investasi bagi orang yang menjalaninya.

Di negara-negara maju, pendidikan selain sebagai aspek konsumtif, hal tersebut pun diyakini menjadi suatu investasi modal bagi manusia dan menjadikan pendidikan sebagai “Leading Sector” atau salah satu sektor utama bagi keberhasilan suatu negara yang tidak kalah dengan sektor lainnya. Sehingga keberhasilan investasi pendidikan akan berkorelasi secara positif dalam menciptakan pembangunan ekonomi kearah yang lebih baik.

Keputusan berinvestasi di dunia pendidikan tidak bisa dilakukan secara mentah-mentah oleh setiap orang ingin menjalankannya. Diperlukan waktu yang panjang untuk mendapatkan hasilnya, oleh karena itu dalam hal ini juga perlu diperhitungkan rate of return (manfaatnya) dari investasi dengan modal manusia. Bila seseorang ingin berinvestasi maka perlu diperhitungkan juga analisa biaya manfaat (cost benefit analysis). Biaya yang dimaksud adalah biaya peluang (opportunity cost) dari orang yang bersekolah dan yang tidak bersekolah, serta biaya manfaatnya adalah penghasilan yang akan diterima setelah masa sekolah selesai. Sebagai contoh, lihatlah kurva analisis biaya dan manfaat pendidikan dibawah ini:

Kurva di atas menunjukan bahwa lamanya pendidikan yang ditempuh akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar, meskipun pada awalnya seseorang yang memilih melanjutkan pendidikan akan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Namun, pada akhirnya orang tersebut akan mendapatkan manfaat ekonomi kelak di masa kerjanya.

Perlu diketahui tujuan dari suatu proses pendidikan sendiri bukanlah untuk menjadikan diri kita menjadi kaya raya atau dapat dengan mudah mencari pekerjaan. Namun pada intinya tujuan pendidikan di negara Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.