Polemik Penghapusan Ujian Nasional, Sensasi Atau Prestasi?
Pola Logo Neutron Yogyakarta
Polemik Penghapusan Ujian Nasional, Sensasi Atau Prestasi?
Berita Pendidikan

Polemik Penghapusan Ujian Nasional, Sensasi Atau Prestasi?

Sampai saat ini penghapusan Ujian Nasional masih menjadi suatu yang pro dan kontra, kalau menurut Sobat Neutron gimana nih?

Oleh Billy Kevin
28 Desember 2019

Baru-baru ini marak sekali isu tentang penghapusan ujian nasional dikalangan pelajar Indonesia. Isu ini langsung menjadi buah bibir di masyarakat, bagaimana tidak? Selama ini ujian nasional menjadi salah satu momok bagi pelajar indonesia terutama siswa kelas akhir. Ujian nasional menjadi tolak ukur kelulusan siswa-siswi setelah 3 tahun berjuang menuntut ilmu. Hal ini masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Menanggapi hal ini, Nadiem Makarim selaku menteri pendidikan yang baru saja dilantik mengatakan “karena UN itu diganti asesmen kompetensi di 2021. Malah lebih men-challenge sebenarnya”

Berbagai sumber dan pengamat pendidikan mengkaji ulang keputusan kementrian pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim untuk menghapus Ujian Nasional.

Wacana ini sudah menjadi perdebatan lama dan hingga saat ini belum menemukan titik terang.

Karena setelah di amati, banyak masyarakat yang merespon, salah satunya pengamat pendidikan Andreas “Ini harus betul-betul gamblang. Jadi enggak bisa ujuk-ujuk berhenti, ada nanti model yang hampir sama. Masyarakat nanti juga bilangnya, 'ya itu mah ujung-ujungnya sama saja. Ganti menteri ganti kebijakan'. Intinya sama," ujar Andreas kepada CNNIndonesia.com, Rabu (11/12).

Di sisi lain, beberapa sekolah ada yg masih cenderung menginginkan ujian nasional tetap dilaksanakan. Salah satu dalih nya adalah perkara motivasi belajar siswa. Namun setelah di jalankan praktik nya di nilai tak lebih baik dan tidak memberi dampak positif . "Sementara itu dipaksakan terus, tapi toh enggak ada perubahan. Tidak ada perubahan yang lebih baik. Justru cenderung nilainya selama ini kan dikatrol. Setiap daerah dengan tingkat katrolan yang berbeda-beda. Kalau menurut kami justru menjerumuskan peserta didik kita, kalau memang prakteknya seperti itu," ujar Andreas.

Ia mengatakan wacana Nadiem menghapus UN sejatinya sangat berani. Namun, sambung Andreas, Nadiem perlu memikirkan dengan serius penggantinya, karena UN tidak bisa begitu saja dihapus.

"Cuma ini harus betul-betul dipikirkan penggantinya apa. Solusinya bagaimana, dan ke depannya harus bagaimana. Karena kekhawatiran orang tua, guru, kepala sekolah sebagian besar takut anaknya enggak mau belajar. Ini harus cari terobosan bagaimana tanpa UN tapi minat belajar peserta didik tetap," tutur Andreas.

Sementara itu dukungan penghapusan UN datang dari Presiden Jokowi. Kebijakan penghapusan UN disebutnya sudah memiliki kalkulasi tersendiri. "Nanti sudah dihitung, saya kira kita harus mendukung apa yang sudah diputuskan Mendikbud," ucap Jokowi di Tol Layang Jakarta-Cikampek, Kamis (12/11/2019)

Dengan adanya perubahan ini di harapkan menjadi sebuah tolak ukur yang baik untuk semua kalangan dan dengan sistem yang dicanangkan Nadiem ini, bukan hanya berubah kemasan namun juga memberikan pengaruh revolusioner bagi masa depan generasi Indonesia.