SNMPTN Telah Tiba (bagian ketiga)
Pola Logo Neutron Yogyakarta
SNMPTN Telah Tiba (bagian ketiga)
Tips Belajar, Berita Pendidikan, Kisah Inspiratif, Tips Mengajar, Parenting, Kisi Kisi, Belajar menyenangkan

SNMPTN Telah Tiba (bagian ketiga)

Seperti yang saya janjikan di tulisan sebelumnya, kali ini akan saya uraikan apa saja sih yang menjadi faktor penentu dalam SNMPTN. Mungkin sebagian besar dari kalian mengira bahwa nilai raport adalah faktor utamanya, iya kan ?

Oleh Imam Pujianto
14 Desember 2021

Seperti yang saya janjikan di tulisan sebelumnya, kali ini akan saya uraikan apa saja sih yang menjadi faktor penentu dalam SNMPTN. Mungkin sebagian besar dari kalian mengira bahwa nilai raport adalah faktor utamanya, iya kan ? Nggak salah-salah amat sih…tapi kalau pemahaman ini dipegang kuat akan bisa jadi masalah. Kenapa demikian ? gini deh…ada dua anak dari sekolah yang berbeda. Keduanya mempunyai nilai rata-rata raport 90 pada mapel Matematika. Menurut kalian, apakah kedua anak itu mempunyai kemampuan yang sama ? atau contoh lain…ada dua anak dari sekolah yang berbeda ( sebut saja SMA X dan SMA Y ) anak dari SMA X mempunyai nilai rata-rata Matematika sebesar 80 dan anak lainnya dari sekolah Y mempunyai nilai 90. Apakah jika ‘diadu’ pasti lebih jago anak dari SMA Y ?. Dua ilustrasi tersebut bisa memberi sedikit gambaran betapa nilai raport itu bersifat subyektif.

Nilai raport yang bagus tidak menjamin kamu diterima SNMPTN ( apalagi yang jelek..hehe ). Nilai raport yang bagus akan menjamin kamu menjadi bagian dari siswa yang eligible atau yang berhak mengikuti SNMPTN karena pemeringkatan untuk siswa yang berhak mengikuti SNMPTN memang menggunakan nilai raport atau bisa ditambah kriteria lain jika terdapat nilai raport yang sama. Tetapi ketika kamu sudah menjadi siswa eligible maka ada banyak faktor lain yang menentukan diterimanya siswa di SNMPTN. Apa saja faktor penentu itu selain nilai raport ?

Akreditasi sekolah ( sebut saja X1 )

Akreditasi sekolah bukan saja menentukan berapa persen kuota siswa yang ikut SNMPTN tetapi juga ikut berperan dalam menentukan berapa banyak siswa yang bakal diterima di SNMPTN dari sekolah tersebut. Penting untuk diketahui bahwa meskipun sama-sama memiliki akreditasi A tetapi skor akreditasinya bisa berbeda.

BAN ( Badan Akreditasi Nasional ) mempergunakan 8 komponen Standar Pendidikan Nasional yang merupakan penyempurnaan akreditasi dari fase-fase sebelumnya. 8 komponen standar pendidikan nasional itu meliputi :

  1. Standar isi
  2. Standar proses
  3. Standar kompetensi lulusan
  4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
  5. Standar sarana dan prasarana
  6. Standar pengelolaan
  7. Standar pembiayaan
  8. Standar penilaian

Setelah semua proses perhitungan dengan rumus tertentu dilakukan, akan didapatkan nilai akhir akreditasi berupa :

  • Nilai akhir akreditas 91-100, berarti akreditasinya A
  • Nilai akhir akreditasi 81-90, berarti akreditasi B
  • Nilai akhir akreditasi 71-80, berarti akreditasi C
  • Nilai akhir akreditasi 61-70, berarti kurang dan tidak terakreditasi

Nah, dalam konteks SNMPTN, nilai ini akan ikut berperan dalam menentukan berapa jumlah yang diterima dari suatu sekolah. Tentu saja semakin besar nilai akhir akreditasi, peluang diterima juga semakin besar.

Peringkat sekolah ( X2 )

Setiap tahun LTMPT merilis data tentang 1000 sekolah terbaik berdasarkan hasil UTBK SBMPTN tahun sebelumnya. Peringkat sekolah berdasarkan hasil UTBK SBMPTN akan menjadi gambaran kualitas suatu sekolah dimata perguruan tinggi, dalam hal ini perguruan tinggi negeri. Nah, kamu bisa cari tahu peringkat sekolah kamu dengan membuaka official website LTMPT dengan alamat www.ltmpt.ac.id . Data top 1000 sekolah dapat kamu temukan di bagian paling atas di halaman utama. Semakin tinggi peringkat sekolah kamu tentu peluang diterima juga akan semakin besar.

Sertifikat / piagam prestasi ( X3 )

Tentu saja tidak semua sertifikat akan memiliki bobot nilai. Sertifikat tersebut adalah sertifikat yang relevan dengan pilihan jurusan / prodi yang dipilih. Nggak lucu kan kalau pilihan prodinya pendidikan dokter tapi sertifikat yang diajukan lomba baris berbaris..hehehe. Apakah sertifikat tersebut harus sertifikat perlombaan ? Dari pengalaman sih nggak mesti piagam kejuaraan. Ada kok yang mengajukan piagam sebagai ketua OSIS, diklat jurnalistik dan lain-lain yang penting penyelenggaranya kredibel dan piagamnya relevan dengan pilihan prodinya.

Rekam jejak alumni

Terkait dengan rekam jejak alumni, ada tiga hal yang masuk ke dalam komponen ini :

  1. Berapa banyak siswa di sekolahmu yang diterima SNMPTN tahun sebelumnya ( X4 )
  2. Berapa banyak siswa di sekolahmu yang diterima lewat jalur mandiri tahun sebelumnya ( X5 )
  3. Prestasi alumni di perguruan tinggi yang kamu tuju ( X6 )

Faktor kedaerahan ( X7 )

Apa maksud faktor kedaerahan ini ? Faktanya adalah bahwa perguruan tinggi negeri lewat jalur SNMPTN lebih banyak menerima mahasiswa dari wilayah provinsinya. Semisal, UNDIP menerima calon mahasiswa lebih banyak berasal dari Jawa Tengah. UNPAD menerima calon mahasiswa dari Jawa Barat lebih banyak daripada provinsi lain. Demikian pula Universitas Brawijaya menerima calon mahasiswanya lebih banyak dari Jawa Timur. Data tentang hal ini bisa kamu buka secara mudah dan transparan di official website LTMPT

Nilai raport ( X8 )

Tentu saja nilai raport tetap masih diperhitungkan tetapi tidak menjadi faktor penentu yang dominan.

Dengan uraian di atas bisa dipahami ya…ada banyak faktor yang menentukan diterima tidaknya kamu di SNMPTN. Lalu bagaimana cara menentukan seorang peserta diterima atau tidak di SNMPTN ?

Berdasarkan faktor-faktor penentu tersebut dan pembobotan yang sudah ditentukan masing-masing kriteria seleksi, maka diterapkan model sebagai berikut:

Nilai akhir siswa = f (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8)

Nilai akhir peserta akan dibandingkan dengan nilai akhir peserta lainnya yang memilih prodi dan PTN yang sama. Dari hasil pemeringkatan nilai akhir, akan diketahui siapa peserta yang diterima.

Pembobotan kriteria seleksi diatas ditentukan masing-masing PTN berdasarkan kebutuhan dan kondisi data yang dimiliki, sehingga kebijakannya diserahkan ke masing-masing pimpinan PTN. Artinya, pembobotan setiap faktor penentu di setiap PTN bisa berbeda sesuai kebijakan masing-masing pimpinan PTN.

Woww…rumit juga ya ternyata. Tenang, kamu tidak perlu pusing memikirkannya. Tugasmu hanya membuat akun dan mendaftar dengan benar, selanjutnya… tunggu pengumuman hasilnya tanggal 29 Maret 2022. Tapi menurut saya sih…jangan terlalu menggantungkan harapanmu pada SNMPTN. Apalagi jika ternyata di sekolah kamu dari tahun ke tahun yang diterima di SNMPTN jumlahnya nggak seberapa. Tetap siapkan dirimu untuk UTBK SBMPTN. Belajarlah materi UTBK SBMPTN lebih keras lagi. Cari pendamping belajar yang kredibel yang bisa membantumu lolos SBMPTN. Tentu saja bergabung dengan Neutron adalah langkah yang tepat untuk mempersiapkan UTBK SBMPTN ( promosi dikit ga papa ya…hehehe )

Oya, kalau kamu masih bingung mau milih jurusan apa, berarti kamu harus terus ikuti serial tulisan ini karena di bagian keempat nanti akan dikupas bagaimana tips memilih jurusan di perguruan tinggi negeri.