Talent Mapping
Pola Logo Neutron Yogyakarta
Talent Mapping
Tips Belajar

Talent Mapping

Masih bingung menentukan minat? Semoga artikel ini membantu yaaaa.

Oleh Atina Rizanatul Fahriyah
31 Januari 2020

“Mbak, kimia itu susah gak? Bagaimana caranya biar bisa pinter kimia?”

“Mbak, aku pengen ambil teknik kimia, tapi nilai kimiaku jelek. Bisa gak ya mbak masuk jurusan teknik kimia?”

“Mbak, ayah ibuku pengen aku masuk kedokteran, apa aja yang harus aku pelajari?”

“Mbak, sumpah. Aku nol banget sama kimia. Aku harus bagaimana mbak aku takut nilai UAS ku jelek”.

“Mbak, aku merasa salah jurusan ini mbak. Ya Allah bertahan selama tiga tahun ini rasanya berdarah-darah mbak”.

Beberapa pertanyaan di atas sering kali disampaikan siswa saat sela-sela belajar di kelas. Mungkin itu hanya sebagian kecil saja. Ada siswa yang aktif mengungkapkan kegalauannya dalam menghadapi ujian, menyelesaikan tugas, memilih jurusan, dan bahkan takut menatap kehidupan. Saat anak-anak sering menanyakan, “Mbak, aku gak bisa kimia. Nilaiku selalu jelek. Sudah berusaha mati-matian juga belajarnya, tapi tetap saja remidi”. Jawabku simple, “Berarti bukan di kimia minat dan bakatmu. Gak papa, gak usah dipaksa. Pelajari saja apa yang kamu suka. Gali terus disitu. Jangan mikirin materi yang gak suka. Bikin pusing sendiri”.

Saya paham, para siswa pasti ingin semua nilainya bagus. Lulus KKM dari semua mata pelajaran di sekolah. Begitu pula untuk orang tua. Suatu kebanggan tersendiri, mempunyai anak yang cerdas, mahir dalam setiap bidang. Makanya mereka orang tua, rela mengeluarkan “uang lebih” untuk memfasilitasi anaknya dalam belajar. Di sekolah saja mereka merasa belum cukup, privat sana-sini supaya anak terampil banyak hal. Satu yang mereka lupa, setiap anak istimewa. Mereka memiliki kecerdasan spesifik dari bakat fitrah mereka.

Jika minat dan bakat anak sudah dirasakan dan ditemukan sejak awal, bahkan sebelum anak memasuki usia sekolah, hal itu akan sangat mudah mengarahkan kemana anak ini akan berlayar mengarungi kehidupan. Namun, jika sampai menjelang kuliah saja anak masih merasa kebingungan menentukan jurusan apa yang akan mereka ambil, ini yang sedikit menjadi tantangan. Bahkan terkadang saat saya bertanya ke beberapa siswa, “kamu minatnya di apa? Kamu bercita-cita menjadi apa?” rata-rata dari mereka masih merasa kebingungan. Seringkali ada beberapa siswa yang sudah mengetahui potensinya dimana, namun tuntutan orangtuanya terlampau jauh berbeda. Jika hal ini masih seringkali kita jumpai, hal pertama yang bisa kita analisis adalah membedakan apa itu minat dan bakat. Minat (passion) merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang membuatnya bersemangat dan memiliki keinginan yang kuat. Sementara itu bakat (talent) diartikan sebagai sifat produktif yang dimiliki seseorang sejak lahir, yang dapat memberikan kemanfaatan bagi semesta.

Ada banyak tools yang sudah diciptakan oleh para ahli untuk membantu memetakan minat dan bakat kita, diantaranya dapat dilihat secara online di www.temubakat.com http://tesbakatindonesia.com/, www.tipskarir.com dan masih banyak lagi berbagai tes online dan offline. Salah satu tools yang bisa dicoba adalah www.temubakat.com yang diciptakan oleh Abah Rama Royani. Saat kalian login, kemudian isilah questioner yang ada disana, kemudian download hasilnya.

Amati hasil yang didapat, kemudian konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini. Hasil analisis kemudian kalian petakan ke dalam 4 kuadran aktivitas, yaitu:

  • Kuadran 1 = Aktivitas yang kalian SUKA dan kalian BISA
  • Kuadran 2 = Aktivitas yang kalian SUKA tetapi kalian TIDAK BISA
  • Kuadran 3 = Aktivitas yang kalian TIDAK SUKA tetapi kalian BISA
  • Kuadran 4 = Aktivitas yang kalian TIDAK SUKA dan kalian TIDAK BISA
Tabel 1