PERJALANAN BISNIS “Si Anak Singkong“ CHAIRUL  TANJUNG
Pola Logo Neutron Yogyakarta
PERJALANAN BISNIS “Si Anak Singkong“ CHAIRUL  TANJUNG
Kisah Inspiratif

PERJALANAN BISNIS “Si Anak Singkong“ CHAIRUL TANJUNG

Kira-kira apa ya yang merubah "anak singkong" menjadi salah satu pengusaha tersukses di Indonesia?

Oleh Imam Pujianto
18 Januari 2020

Dalam jajaran pebisnis sukses, tidak banyak kita menemukan pebisnis yang lahir dari keluarga yang benar-benar hidup serba kekurangan. Yang banyak kita temui adalah pebisnis sukses yang lahir dari keluarga pebisnis sukses juga. Chairul Tanjung adalah salah satu dari sedikit pebisnis sukses yang lahir dari keluarga pas-pasan.

Pria kelahiran Jakarta 16 Juni 1962 dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah ini menjalani masa kecilnya dalam keterbatasan. Ayahnya hanya seorang jurnalis dari koran kecil. Kehidupan ekonomi keluarga Chairul pun semakin sulit setelah koran tempat ayahnya bekerja ditutup karena dianggap bertentangan dengan pemerintah.

Kesulitan ekonomi keluarga memaksa keluarga Tanjung menjual rumahnya dan berpindah ke losmen yang sempit yang menjadi sangat sempit saat dihuni oleh orang tua dan 5 saudara Chairul. Dari kondisi yang serba terbatas itulah, Chairul Tanjung mendapat julukan “ anak singkong “. Meskipun hidup dalam keterbatasan tetapi soal pendidikan tetap menjadi prioritas. Chairul Tanjung melewati masa pendidikan dari SD sampai dengan SMA di Jakarta. Selepas SMA, keinginannya melanjutkan pendidikan tinggipun menyala. Kedokteran Gigi Universitas Indonesia berhasil dia masuki. Berlatar belakang keluarga yang terbatas secara ekonomi, Chairul Tanjung harus memutar otak untuk bisa membiayai kuliahnya. Dia pun mencoba bisnis kecil-kecilan dengan berjualan buku kuliah di kampus, kaos hingga photo copy. Usahanya yang keras membuahkan hasil. Disamping insting bisnisnya mulai terasah, Chairul Tanjung dinobatkan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional di tahun 1984/1985.

Dunia bisnis secara serius mulai dijalani Chairul Tanjung adalah ketika dia merintis mendirikan toko yang menjual peralatan kedokteran dan laboratorium. Usaha ini kandas ditengah jalan alias bangkrut. Chairul Tanjung juga sempat mencoba bisnis kontraktor, tapi gagal lagi. Kegagalan demi kegagalan tidak membuatnya menyerah. Ia bersama tiga orang temannya di bawah bendera perusahaan PT. Pariarti Sindhutama, Chairul Tanjung memulai bisnis baru di bidang eksport sepatu anak. Bisnis ini sebenarnya terbilang sukses, namun karena adanya perbedaan pandangan yang tidak bisa disatukan, Chairul Tanjung memutuskan untuk berpisah dari teman-temannya dan mendirikan usaha sendiri.

Chairul Tanjung kemudian mendirikan perusahaan holding dengan nama perusahaan Para Inti Holdindo yang membawahi sub holding Para Global Investindo ( bisnis keuangan ), Para Inti Investindo ( bisnis media dan investasi ) dan Para Inti Propertindo ( bisnis properti ). Selain mendirikan sendiri perusahaan dari nol, Chairul Tanjung juga mengakuisisi beberapa perusahaan salah satunya Bank Karman yang kemudian berubah nama menjadi Bank Mega.

Perkembangan bisnis Chairul Tanjung semakin pesat. Para Grup diganti nama dengan CT Corp pada 1 Desember 2011. Kini perusahaan yang didirikan maupun diakuisisi Chairul Tanjung makin menggurita, sebut saja Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, Mega Finance, Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo, Trans TV, Trans7, Mahagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, Trans Studio, Carrefour, Bandung Supermall dan lain-lain. Menurut laporan Forbes tahun 2019, Chairul Tanjung memiliki kekayaan sebesar US$3,5 miliar (sekitar Rp 50,8 triliun), menjadi orang terkaya ke-375 di dunia dan terkaya ketujuh di Indonesia. Keren ya ? Bukan cuma soal kerennya sih...kerja keras dan tidak menyerah pada keadaan itulah yang musti ditiru dari tokoh inspiratif yang satu ini.